SELAMAT MENEMPATI DAN BERGABUNG BERSAMA DI CLUSTER TAMAN KEMANGGISAN SEMOGA MEMBAWA BERKAH DAN KEBAHAGIAAN UNTUK KITA SEMUA

Foto Cluster Taman Kemanggisan

Warga yang berulang tahun bulan ini

(1). MAYSI (2). FRITZ (3). Bpk. WIENS (4). Ibu MARTHA

Kamis, 08 Desember 2011

Kiat Menegur Anak Buah

DITEGUR atau diperingatkan atas kesalahan yang Anda lakukan memang sama sekali bukan peristiwa menyenangkan. Rasa malu, gengsi, bahkan kadang sakit hati tak jarang menguasai pikiran Anda setelah mendapat teguran atau peringatan dari orang lain. Tapi jangan salah, ternyata menegur itu lebih tidak enak lagi daripada ditegur. Ada beban tersendiri ketika harus memperingatkan dan mengungkapkan kesalahan orang lain.

Makanya nggak heran jika muncul perasaan sungkan dan risih saat harus menegur orang yang salah, sekalipun yang akan Anda tegur itu adalah anak buah. Tapi demi kedisiplinan dan berjalannya sistem kerja yang teratur, Anda harus berani menegur mereka yang salah. Berikut ini tips menegur yang paling tepat :
Kumpulkan informasi akurat
Dalam menegur seseorang, Anda harus memiliki alasan dan informasi yang akurat. Tanpa hal ini, Anda bisa dianggap sewenang-wenang. Setelah Anda mengumpulkan alasan dan informasi tersebut, tentukan waktu dan tempat untuk membahas masalah ini. Tapi ingat, jangan mencari-cari kesalahan orang lain hanya karena anda merasa ingin menegur.

Tegurlah setelah terjadi pelanggaran
Jangan menunda-nunda waktu untuk menegur. Begitu tau telah terjadi pelanggaran, lakukan peneguran. Jangan habiskan waktu untuk mencari semua bukti. Ini bukan sidang pengadilan yang mengancam terdakwa masuk penjara. Jika anda telah memiliki alasan dan informasi yang akurat, ditambah keyakinan, maka sudah cukup untuk menegur.

Lakukan secara personal
Usahakan jangan menegur di tengah orang banyak. Dan jangan sekalipun menegur melalui bantuan orang lain. Lakukan empat mata dari pribadi ke pribadi. Pilihlah tempat yang melindungi privacy. Bersikaplah profesional. Jangan mempermalukan di depan orang lain.

Berikan teguran dalam keadaan tenang
Ingat, jangan menegur dalam keadaan penuh emosi. Karena emosi yang tak terkendali bisa memperburuk keadaan. Lagipula sesuatu yang dilakukan dalam keadaan tenang hasilnya akan lebih baik dan objektif.

Fokus pada persoalaTeguran hendaknya jangan melenceng dari persoalan. Artinya Anda tidak boleh menyinggung hal-hal yang tidak berkaitan dengan masalah pokok, apalagi jika Anda menyinggung masalah pribadi. Selain itu, jangan mengungkit-ungkit kesalahan yang sudah tutup buku alias masa lalu. Mengungkit kesalahan yang sudah lewat mengesankan bahwa Anda seorang pendendam.

Dengarkan pembelaannya
Anda jangan hanya menegur tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Tentu ia punya pembelaan diri mengapa ia melakukan kesalahan tersebut. Maka tak ada salahnya, Anda dengarkan baik-baik masalahnya. Siapa tau bisa membantu Anda dalam memecahkan persoalan ini.

Berikan solusi
Setelah menegur, alangkah bijak jika Anda juga memberikan solusi dan jalan keluar sebagai upaya perbaikan. Beritahu apa yang Anda inginkan. Jangan biarkan mereka melakukan kesalahan lagi hanya karena mereka tak tahu apa keinginan Anda.

Buatlah komitmen perbaikan
Bicarakan hal terbaik yang dapat Anda dan dia lakukan untuk memperbaiki keadaan. Kemudian buatlah kesepakatan dan komitmen dalam rangka perbaikan. Tentukan batas waktu. Akhiri prosedur pemberian teguran ini dengan saling pengertian. Selesaikan aneka konflik. Kemudian carilah kesempatan agar Anda bisa melihat perbaikan yang dilakukannya.

Jangan lupa, teguran harus dilakukan dengan tegas sekaligus adil. Jangan hanya menegur orang-orang yang tidak Anda suka. Dalam hal ini Anda harus mengesampingkan sikap subjektif. Jika Anda hanya menegur orang-orang tertentu, Anda akan dicap pilih kasih dan tidak adil. Hal yang tak kalah penting, dalam menegur tunjukkan sikap untuk membantu, bukan menghukum.

Selamat menegur…!


Sumber : akusangpelangi.blogspot.com

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

PERHATIAN:
* Hindari komentar yang bersifat provokasi, kasar, caci maki dan menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras, Antar Golongan).
* Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengirim.
* Admin/Redaksi berhak menghapus komentar yang tidak layak.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...