SELAMAT MENEMPATI DAN BERGABUNG BERSAMA DI CLUSTER TAMAN KEMANGGISAN SEMOGA MEMBAWA BERKAH DAN KEBAHAGIAAN UNTUK KITA SEMUA

Foto Cluster Taman Kemanggisan

Warga yang berulang tahun bulan ini

(1). MAYSI (2). FRITZ (3). Bpk. WIENS (4). Ibu MARTHA

Senin, 19 Desember 2011

Seni Berbicara dengan Bayi

BERIKUT ini panduan seni berbicara dengan bayi untuk mengembangkan kemampuan berbicaranya:

1. Memperkenalkan Nama Benda Perkenalkan segala sesuatu di sekitar kita kepada bayi. Ini bisa dimulai dengan yang sederhana, seperti wajah kita. Yuk, ajak tangan bayi menjelajahi wajah kita. Sambil menyentuh setiap bagiannya, sebutkan mana mata, hidung, mulut, telinga, dan lain-lain. Lalu, lanjutkan dengan anggota tubuh. Lebih jauh lagi, perkenalkan bayi pada nama-nama benda di sekitarnya; bola, meja, kursi, kotak. Perkenalkan pula si kecil pada pohon, mobil, kucing, anjing, dan aneka obyek di luar rumah.

2. Menjadi Pendengar Meski bayi belum mampu mengungkapkan keinginan atau gagasan lewat kata-kata yang jelas, sebaiknya mulailah ”mendengarkan” setiap ia ”mengungkapkan” sesuatu. Jadilah pendengar aktif. Usahakan mengira-ngira apa yang ingin bayi ungkapkan. Lalu, berikan respon. Misal, ”Oh, bagus sekali!” atau ”Apa betul?” Ajak pula bayi berdialog, meski ia hanya akan merespon dengan gumaman, gerakan, senyum atau bahasa tubuh lainnya.  


3. Memperkenalkan Konsep Segala sesuatu di sekitar bayi merupakan hal baru baginya. Nah, kewajiban kitalah mengenalkannya kepada bayi melalui berbagai konsep, eperti konsep panas-dingin, naik-turun, masuk-keluar, kosong-penuh, berdiri-duduk, basah-kering serta besar-kecil. Pengenalan konsep dasar ini bisa dilakukan sesederhana mungkin. Dan, bisa didapat dari peristiwa sehari-hari di sekitar bayi. Misal, saat menggantikan popok, kita bisa memberitahukan padanya, ”Popokmu basah kena pipis. Nah, sekarang Mama ganti dengan popok yang kering.”  

4. Menjelaskan Sebab-Akibat Konsep sebab-akibat juga perlu diperkenalkan, mengingat bayi sedang giat mempelajari segala sesuatu. Kita bisa mulai dengan menjelaskan berbagai fungsi dan sebab-akibat bekerjanya benda di rumah. Misal, tombol lampu. ”Kalau tombol ini Mama tekan ke atas, lampu akan menyala dan ruangan jadi terang. Tetapi kalau ditekan ke bawah, lampu padam dan ruangan jadi elap.” Tentu saja tak cuma benda mati. Sebab-akibat pada perasaan orang juga bisa diperkenalkan. Contoh, ”Mama sedih kalau kamu nggak mau makan”. Ini akan mengasah kepekaan bayi.  

5. Memperkenalkan Warna Warna-warni bisa ditunjukkan sambil memperkenalkan benda dan segala sesuatu di sekitar bayi. Misal, ”Itu balon, Nak. Warnanya merah, seperti bajumu.” 
 
6. Mengulangi Kata-Kata Agar bayi mampu mengingat lebih tajam segala sesuatu yang diperkenalkan padanya, sebaiknya kata-kata yang diperkenalkan selalu diulang-ulang. Misal, ”Pintar, makannya sudah habis. Haaabiiis.” 
 
7. Memperkenalkan Kata yang Benar Hindari penggunaan kata-kata yang dipermudah atau dicadel-cadelkan, seperti ”mamam” untuk makan, ”mimik” untuk minum, atau lainnya. Gunakan kata-kata yang benar. Karena, ini membantu bayi memahami konsep dengan benar.  

8. Perkenalkan Kata Ganti Walau bayi belum bisa menggunakan kata ganti, tak ada salahnya mulai memperkenalkannya. Beritahu pula konsep kepemilikan. Misal, ”Ini kue untuk Adek, untuk kamu,” atau ”Ini punya Mama, punya saya”. 
 
9. Memacu Respons Banyak cara memancing bayi agar merespons atau menjawab pertanyaan kita. Misal, memberi berbagai pilihan dan meminta bayi memilih salah satu, ”Mau pakai baju merah atau kuning?” Atau, bisa juga meminta bayi menunjukkan atau mengambil benda yang kita tanyakan, ”Coba, yang mana boneka Laa Laa?”  

10. Hindari Pemaksaan Jika bayi cuma menjawab dengan ekspresi atau bahasa tubuh, bantulah dengan memberi pilihan. Misal, ”Ari mau pilih bola atau boneka?” Kalau kata-katanya tetap tak keluar, komentari pilihannya, ”Oh, Ari pilih bola, ya?” Hindari pemaksaan bila bayi tetap tak mau bicara. Bersabar dan teruslah berlatih.  

11. Menyederhanakan Arahan yang rumit bisa membingungkan bayi. Jadi, sampaikanlah arahan verbal satu per satu. Misal, ”Tolong ambilkan bola.” Tunggu sampai bayi melakukannya, baru lanjutkan, ”Nah, sekarang berikan pada Mama.” Beri pujian bila ”tugas” itu dilakukan dengan baik, agar bayi tahu bahwa yang dilakukannya benar.  

12. Hati-hati Memperbaiki Kekeliruan berbahasa karena keterbatasan artikulasi bayi bisa mulai diperbaiki secara hati-hati. Ungkapan ”..bil!” untuk ”mobil”, dapat langsung diperbaiki lewat jawaban ”Pintar, itu mobil”. Tak perlu mengulang-ulang kesalahan ucapan bayi. Sebetulnya ia sudah mengetahui ucapan yang seharusnya keluar.  

13. Membaca Bersama Perkenalkan bayi pada buku bacaan bergambar yang memiliki kalimat berirama dan sederhana seperti pantun. Ajaklah ia bersama-sama mengucapkan dan menunjukkan gambar-gambarnya. Misal ”Gajah bermain bola.” Mintalah bayi menunjukkan mana gajah dan mana bola. Lakukanlah ini sesering mungkin. Lama-lama bayi akan akrab dengan kata-kata di buku tersebut dan tertarik untuk belajar lebih banyak lagi.  

14. Mengenalkan Angka Ini bukan pelajaran berhitung, melainkan sekedar mengenal angka satu dan lainnya sambil bermain. Misal, ”Adik boleh ambil satu kue. Saa-tuu…” (sambil memperlihatkan jari kita menunjukkan ‘’satu”). Atau, ”Ambil mainan, yang baaa-nyaak.” Menghafal angka juga sudah bisa dilakukan. Sambil naik tangga atau memasukkan mainan ke dalam boks, kita membilang, ”Satu, dua, tiga…”  

15. Menyanyi Menyanyi adalah cara mudah ”merekamkan” beragam kosakata di benak bayi. Kelak, begitu mendengar potongan melodi dan irama lagu tersebut, rekaman itu akan keluar dengan sendirinya dari mulut bayi.


Sumber : keluargasehat.com

Artikel Terkait

1 komentar:

PERHATIAN:
* Hindari komentar yang bersifat provokasi, kasar, caci maki dan menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras, Antar Golongan).
* Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengirim.
* Admin/Redaksi berhak menghapus komentar yang tidak layak.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...